Home

Pengalaman Awal


Webmaster - Sept 14th 2000

Adik saya hanya berbeda umur 1 tahun, tetapi dari dulu mempelajari bermacam - macam bela diri, karena tubuhnya yang besar dan sangat mendukung

Sedangkan saya, memiliki perawakan kecil, sehingga tidak terlalu tertarik untuk olah raga dan bela diri, selalu mengomentari bela diri sebagai hal yang "kasar", tetapi setelah kerusuhan Mei di Jakarta tahun 1997, saya memaksakan untuk belajar bela diri. Kebetulan saya melihat poster ekshibisi aikido di kampus saya, dan langsung ikut serta dalam demo interaktif tersebut ( lihat - coba)

Pertama kali lihat, langsung jatuh cinta pada Aikido karena dapat menghasilkan rasa sakit yang amat sangat pada lawan manapun ( masih baru, maklum ! )

Pulang dari hari pertama latihan, saya langsung mencari adik saya untuk mengajarinya, dan ia dengan antusias ikut belajar.

Ternyata Aikido dianggap remeh olennya. Bahkan mengira saya telah dibohongi dengan bela diri bohongan ( setahu dia, aikido itu Steven Seagal ) dan ingin mencari sensei saya untuk ditantang tanding. Saya merasa bahwa adik saya terlalu sombong, dan berhenti mengajarinya. Saya melanjutkan belajar secara rutin

Suatu hari, adik saya sepulang sekolah langsung mencari saya, minta diajari aikido lagi. Tingkah lakunya bertolak belakang 180 derajat dari ketika ia meremehkan aikido

Ternyata, ia telah melihat aikido in action di daerah Glodok, Jakarta Barat.

Ada tiga orang preman yang mengeroyok seorang pejalan kaki, tetapi berhasil dikalahkan, meskipun salah satu preman menghunus belati

Kesan adik saya : Hebat Sekali ! Benar - benar terbang ! dan orang itu benar - benar tenang !

N.B: Kalau ada yang kenal orang itu, tolong hubungi saya